Saturday, May 3, 2014

Kenapa Asap Rokok Berbahaya ?

Merokok bukan hanya merugikan perokok,melainkan juga orang yang tidak merokokpun akan terkena bahaya rokok jika menghirup asap rokok.Orang tersebut dinamakan perokok pasif.Berdasarkan penelitian,peroko pasif yang menderita akibat asap rokok sepuluh kali lebih banyak dari pada perokok aktif.
Salah satu penyebabnya adalah gas karbon monoksia(CO) yang terkandung dalam asap rokok.Gas CO sangat beracun dan dapat bereaksi dengan hemoglobin(Hb).
Reaksi yang terjadi : Hb + CO ↔ HbCO
Di dalam darah Hb mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh sel tubuh.
Hb + O2 ↔ HbO2
gas CO dan O2 bersaing agar dapat bereaksi dengan hemoglobin.Persaingan ini dimenangkan oleh gas CO karena tetapan kesetimbangan kimia HbCO Lebih besar dari pada tetapan kesetimbangan kimia HbO2.Dengan konsentrasi yang sedikit,gas CO dapat melepaskan O2 dan HbO2.
Jadi jika kita menghirup asap rokok,gas O2 yang seharusnya dialirkan dari  paru-paru ke sel tubuh akan digantikan oleh gas CO yang beracun dan berbahaya bagi kesehatan. Jauhilah Orang-Orang yang merokok meskipun itu orang tua mu sendiri. Demi kebaikan kamu dan demi kebaikan orangtua kamu,orang terdekat kamuD, DLL, beritahu lah jika merokok itu berBAHAYA.

Proses Terjadinya Stres

Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat, dan baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun pergaulan lingkungan sosialnya. Dr. Robert J. Amberg (dalam Hawari, 2001) membagi tahapan-tahapan stres sebagai berikut :

1. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut: 1) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting); 2) Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya; 3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

2. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan” sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi yang tidak lagi cukup sepanjang hari, karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat yang dimaksud antara lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami defisit. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut: 1) Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar; 2) Merasa mudah lelah sesudah makan siang; 3) Lekas merasa capai menjelang sore hari; 4) Sering mengeluh lambung/perut tidak nyaman (bowel discomfort); 5) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar); 6) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang; 7) Tidak bisa santai.

3. Stres Tahap III
Apabila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu: 1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan “maag”(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare); 2) Ketegangan otot-otot semakin terasa; 3) Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat; 4) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapat kembali tidur (Late insomnia); 5) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa loyo dan serasa mau pingsan). Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit.

3. Stres Tahap IV
Gejala stres tahap IV, akan muncul: 1) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit; 2) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit; 3) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons secara memadai (adequate); 4) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari; 5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan; Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan
kegairahan; 6) Daya konsentrasi daya ingat menurun; 7) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.

4. Stres Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan psychological exhaustion); 2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana; 3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder); 4) Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.

6. Stres Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini berulang dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah sebagai berikut: 1) Debaran jantung teramat keras; 2) Susah bernapas (sesak dan megap-megap); 3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran; 4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan; 5) Pingsan atau kolaps (collapse). Bila dikaji maka keluhan atau gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh, sebagai akibat stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.

7 cara paling efektif hilangkan sters, Tak perlu spa atau liburan




Jakarta - Setiap orang tentu pernah mengalami stres. Baik itu karena masalah pekerjaan, percintaan atau keluarga. Jika stres dibiarkan berlarut-larut, tak ayal bisa membuat kesehatan fisik maupun psikis menurun dan berujung pada depresi. Pergi ke spa atau rekreasi bisa menjadi cara untuk meredakan stres. Tapi ada cara lain yang lebih murah dan mudah. Anda bahkan tidak perlu mengeluarkan uang. Ini tujuh cara terbaik untuk mengusir stres, seperti dikutip dari Huffington Post.

1. Cari Udara Segar
Keluarlah di pagi hari untuk mendapatkan udara segar. Penelitian menyebutkan bahwa produksi vitamin D dalam tubuh yang dipicu oleh paparan sinar matahari pagi bisa meningkatkan hormon bahagia serotonin. Menikmati pemandangan, suara-suara dan aroma pagi di sekitar juga akan mengalihkan pikiran Anda dari kekhawatiran. Tidak bisa keluar rumah karena tinggal di perkotaan yang sibuk dan macet? Tempatkanlah beberapa tanaman di rumah atau apartemen Anda. Studi yang dilakukan Washington State University menemukan, menaruh tanaman di dekat meja kerja akan menurunkan tekanan darah, yang artinya stres jadi berkurang.

2. Lakukan Rutinitas Menyenangkan
Setiap harinya, pasti ada satu rutinitas yang kita sukai. Entah itu mandi air hangat sebelum tidur, mendengarkan musik favorit dalam perjalanan ke kantor, menonton serial drama atau mengajak anjing peliharaan jalan-jalan di pagi hari. Saat stres, lakukanlah rutinitas yang menyenangkan buat Anda karena bisa membuat hati dan pikiran lebih tenang. 

"Tubuh kita secara alami membutuhkan rutinitas, dan dengan fokus pada ritual harian, Anda berarti meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengatasi masalah fisik yang disebabkan stres," ujar Christy Matta, terapis dan penulis The Stress Response. 

3. Buat Tangan/Kaki Sibuk
Jika otak tidak bisa berhenti memikirkan hal-hal negatif, itu karena stres suka membuat pikiran Anda berantakan. Untuk mengatasinya, alihkan otak Anda dari pikiran negatif dengan melakukan aktivitas fisik yang melibatkan tangan, kaki atau bagian tubuh lainnya. Misalnya menggambar, merajut atau panjat tebing. Ketika tubuh Anda mulai asyik dengan gerakan yang berulang-ulang, sinyal akan dikirimkan ke otak agar menjadi lebih relaks dengan seketika.

4. Bayangkan Tempat yang Tenang
Bayangkan tempat yang kira-kira bisa membuat Anda tenang. Misalnya pantai dengan pemandangan laut biru, pegunungan atau taman bunga beraneka warna. Kemudian tutup mata, fokus pada pernapasan dan bayangkan Anda berada di tempat tersebut. Lakukan selama beberapa menit setiap hari. Penelitian dari University of California, Los Angeles menunjukkan bahwa tubuh akan memproduksi lebih sedikit hormon stres (kortisol) ketika otak membayangkan tempat yang indah dan menenangkan.

5. Mandi
Air punya efek menenangkan tubuh dan pikiran karena mengingatkan kembali akan sensasi nyaman ketika berada di rahim ibu. Mandi di bath tub lebih efektif menghilangkan stres, tapi mandi di bawah shower juga punya efek meredakan stres. Isi bath tub Anda dengan air hangat, tuangkan beberapa tetes minyak aromaterapi atau nyalakan lilin wangi. Pilih keharuman lavender atau melati karena berkhasiat menenangkan dan mengurangi stres.

6. Ekspresikan Rasa Syukur
Sejumlah penelitian telah mengungkapkan efek positif dari mengekspresikan rasa bersyukur. Saat meneliti aktivitas otak, peneliti di National Institutes of Health menemukan bahwa partisipan yang tidak segan menunjukkan rasa bersyukur dan terima kasih, tingkat aktivitas di hypothalamusnya lebih tinggi. Hypothalamus adalah bagian dari otak yang berperan besar memengaruhi tingkat stres. Rasa syukur juga mengaktifkan hormon dopamin yang bertugas mengirimkan rasa senang ke otak. Bagaimana mengungkapkan rasa syukur? Bisa dengan menuliskan hal-hal positif yang Anda alami di notes kecil, jurnal, atau mengucapkan terima kasih kepada teman dan keluarga karena sudah ada untuk Anda.

7. Olahraga
Fitnes, olahraga atau aktivitas fisik intens lainnya akan meningkatkan produksi hormon endorphin yang akan membuat perasaan Anda lebih baik. Hormon ini juga bertugas mengatur ritme tidur, menurunkan gejala depresi, meningkatkan energi serta membantu Anda tetap tenang dan lebih fokus saat menghadapi stres. Pilih jenis olahraga yang Anda sukai dan cari jadwal yang sedikit lengang dari rutinitas kerja.